Friday, June 28, 2013

perbandingan kurikulum pendidikan di indonesia



banyak kurikulum yang telah kita terapkan dalam pendidikan di indonesia. so, banyak kelemahan dan kelebihan yang ada pada setiap kurikulum.
1.  Menganalisis Kurikulum
                       
NO
KATEGORI
TAHUN KURIKULUM
1975
1987
1994
2004
2006
2013
1
 Bentuk Cover
portrait
portrait
landscape

landscape

landscape
 portrait
2
Letaknya Logo Dinas Pendidikan
 diatas
diatas 
dibaw ah sebelah kiri
Diatas sebelah kanan 
diatas 
3
 Logo Dinas Pendidikan
ada 
ada 
 Ada
ada 
ada 
4
 Judul
GBPP 
GBPP 
GBPP 
SK 
Petunjuk teknis  pengembangan silabus, dan contoh atau model silabus 
 Pengembangan kurikulum 2013
5
Penerbit
BP 
BSNP 
6
 Tahun Terbit
1975 
1987 
1993 
2003 
2006 
2013 
7
 Kota Terbit
 Jakarta
 Jakarta
Jakarta 
Jakarta 
Jakarta 
Jakarta 
9
Tanggal, dan Bulan terbit
25 Februari 
 -
Juli 
November 
10
 Mata Pelajaran
 Bahasa Indonesia
 Bahasa dan Sastra Indonesia
 Bahasa dan Sastra Indonesia
 Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia Kelas X Program IPA, IPA, dan Bahasa. 
11
 Diajukan Untuk
 SMA
SMA
SMU 
SMA dan MA 1-3 
 SMA atau MA
Untuk semua tingkatan 
12
 Kata Pengantar
 Ada
-
ada 
ada 
13
 Daftar isi
ada 
ada 
ada 
14
 Pendahuluan
 -
ada 
ada 
ada 
ada 
15
 SK/KD
ada 
ada 
ada 
ada 
16
 Lampiran
 -
 Ada
 -
 -
17
 Daftar Pustaka
ada 
18
 Pembuat Kurikulim
 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Departemen Pendidikan dan kebudayaan
 Deparemen pendidikan dan kebudayaan
 Depaartemen pendidikan Nasional
Departemen pendidikan nasional 
Kementrian pendidikan dan kebudayaan 
19
 Program Pengajar
ada 
 -
ada 
ada 
20
 Silabus
Ada
ad a
21
Penanda Tangan
Fuadhassan
-
Bambangsuhendro




2. KelemahandanKelebihan

NO
KURIKULUM
KELEMAHAN
KELEBIHAN
1
1975
1.      Guru dibuat sibuk menulis rincian apa yang akan dicapai dari setiap kegiatan pembelajaran

.      Konsep Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih efektif dan efesien, yang mempengaruhinya adalah konsep di bidang manajemen, yaitu MBO (Management by Objective).
2.      Menekankan kepada efisiensi dan efektivitas dalam hal daya dan waktu.

2
1987
1.      Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar.
2.      Banyak sekolah kurang mampu menafsirkan CBSA, yang terlihat adalah suasana gaduh di ruang kelas lantaran siswa berdiskusi, di sana sini ada tempelan gambar, dan yang menyolok guru tak lagi mengajaar model berceramah.

1.        Menanamkan pengertian terlebih dahulu sebelum diberikan latihan. Konsep-konsep yang dipelajari siswa harus didasarkan kepada pengertian, baru kemudian diberikan latihan setelah mengerti. Untuk menunjang pengertian alat peraga sebagai media digunakan untuk membantu siswa memahami konsep yang dipelajarinya.
2.      Pendekatan pembelajaran adalah berpusat pada anak didik; Pendekatan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA)



3
1994
1. Beban belajar siswa terlalu berat karena banyaknya mata pelajaran dan banyaknya materi/substansi setiap mata pelajaran.
2. Materi pelajaran dianggap terlalu sukar karena kurang relevan dengan tingkat perkembangan berpikir siswa, dan kurang bermakna karena kurang terkait dengan aplikasi kehidupan sehari-hari. Antara pendekatan proses perpaduan tujuan dan proses belum berhasil. Perubahan dan penyempurnaan kurikulum dilakukan setiap sepuluh tahun sekali.

1.      Materi muatan lokal disesuaikan dengan kebutuhan daerah masing-masing, misalnya bahasa daerah kesenian, keterampilan daerah, namun yang terjadi adalah pemadatan materi pelajaran.
2.      Dalam pelaksanaan kegiatan, guru memilih dan menggunakan strategi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, dan sosial.
3.      Siswa lebih banyak mendapatkan informasi karena materi yang diberikan lebih banyak.
4.      Siswa memiliki keterempilan di bidang non akademis melalui muatan lokal.






4
2004               
1.      Kurangnya sumber manusia yang potensial dalam menjabarkan KBK dengan kata lain masih rendahnya kualitas sorang guru, karena dalam KBK seorang guru dituntut untuk lebih kreatif dalam menjalankan pendidikan.

1.      Kurikulum 2004 atau kurikulum berbasis kompetensi (KBK) lebih menekankan pada penguraian mata pelajaran berdasar kompetensi apakah yang mesti dicapai siswa Kurikulum yang dikenal sebagai kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) lebih menkenakan hasil belajar pada Standar Isi dan Standar Kelulusan yang berdasarkan pada Kompetensi dasar siswa..           
2.      Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif.
3.      Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi .
4.      Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi.




5
2006
1.      Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung sebagai kelengkapan dari pelaksanaan KTSP.
2.      Penerapan KTSP yang merekomendasikan pengurangan jam pelajaran berdampak pada pendapatan guru.
3.      Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal.
4.      Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam pendidikan.
5.      Mendorong guru, kepala sekolah dan pihak manajemen untuk semakin meningkatkan kreatifitasnya dalam penyelenggaraan program pendidikan.

6
2013
1.      kurikulum 2013 bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional karena penekanan pengembangan kurikulum hanya didasarkan pada orientasi pragmatis.
2.       pemerintah seolah melihat semua guru dan siswa memiliki kapasitas yang sama dalam kurikulum 2013. Guru juga tidak pernah dilibatkan langsung dalam proses pengembangan kurikulum.
3.      pengintegrasian mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk jenjang pendidikan dasar.

1.      Selain kreatif dan inovatif, pendidikan karakter juga penting yang nantinya terintegrasi menjadi satu.
2.       Tidak ada perbedaan antara anak desa atau kota. Anak di desa cenderung tidak diberi kesempatan untuk memaksimalkan potensi mereka.

















No comments:

Post a Comment